THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 26 Maret 2012

Tugas Analisis Kurikulum


MATEMATIKA SEKOLAH

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) matematika sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan metode lain. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan pemecahan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaiannya.
Berdasarkan PERMENDIKNAS NO 22 Tahun 2006, mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berikut :
1.       Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luas, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2.       Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3.       Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4.       Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5.       Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.   


Sumber : http://ondisaondi.files.wordpress.com/2011/11/analisis-kurikulum-matemaitka-sekolah1.pdf

Tugas Analisi Kurikulum

PERKEMBANGAN KURIKULUM MATEMATIKA SEKOLAH DI INDONESIA

Matematika merupakan alat bantu kehidupan dan pelayan bagi ilmu-ilmu yang lain, seperti fisika, kimia, biologi, astronomi, teknik, ekonomi, farmasi, maupun matematika sendiri. Matematika sangat penting dalam kehidupan maka pembelajaran matematika mengalami perkembangan dan disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Berikut akan diuraikan perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia. 
1.       Matematika Tradisional (Ilmu Pasti)
Pada pembelajaran matematika tradisional matematika diletakkan sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Saat itu pembelajaran matematika lebih ditekankan pada ilmu hitung dan cara berhitung. Untuk pertama kalinya yang diperkenalkan kepada siswa adalah bilangan asli dan membilang, kemudian penjumlahan dengan jumlah kurang dari sepuluh, pengurangan yang selisihnya positif dan lain sebagainya.
Kekhasan dari pembelajaran matematika tradisional adalah pembelajaran lebih menekankan hafalan dari pada pengertian, menekankan bagaimana sesuatu itu dihitung bukan mengapa sesuatu itu dihitungnya demikian, lebih mengutamakan kepada melatih otak bukan kegunaan, bahasa/istilah dan simbol yang digunakan tidak jelas, urutan operasi harus diterima tanpa alasan, dan seterusnya. 
Urutan operasi hitung pada era pembelajaran matematika tradisonal adalah kali, bagi, tambah, dan kurang. Urutan operasi ini mulai tahun 1974 sudah tidak dipandang kuat lagi banyak kasus yang dapat digunakan untuk menunjukkan kelemahan urutan tersebut.
Sementara itu, cabang matematika yang diberikan di sekolah menengah pertama adalah aljabar dan ilmu ukur (geometri) bidang. Sedangkan yang diberikan di sekolah menengah atas adalah aljabar, geometri ruang, goneometri, geometri lukis, dan sedikit geometri analitik bidang.
2.       Pembelajaran Matematika Modern 
Pengajaran matematika modern resminya dimulai setelah adanya kurikulum 1975. Model pembelajaran matematika ini muncul karena adanya kemajuan teknologi. Penemuan-penemuan teori belajar mengajar oleh J. Piaget, W Brownell, J.P Guilford, J.S Bruner, Z.P Dienes, D. Ausubel, R.M Gagne dan lain-lain semakin memperkuat arus perubahan model pembelajaran matematika. W. Brownell mengemukakan bahwa belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan berpengertian. Teori ini sesuai dengan teori Gestalt yang muncul sekitar 1930, dimana Gestalt menegaskan bahwa latihan hafal yang disebut drill adalah sangat penting dalam pengajaran namun diterapkan setelah tertanam pengertian pada siswa.
Hal tersebut mempengaruhi perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia. Berbagai kelemahan seolah nampak jelas, pembelajaran kurang menekankan pada pengertian, kurang adanya kontinuitas, kurang merangsang anak untuk ingin tahu, dan ditambah lagi masyarakat dihadapkan pada kemajuan teknologi. Hal tersebut membuat Pemerintah merancang program pembelajaran, pada saat itu muncullah kurikulum 1975 dimana matematika saat itu mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a.Membuat topik-topik dan pendekatan baru.
b.Pembelajaran lebih menekankan pembelajaran bermakna dan berpengertian.
c.Program matematika Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah lebih kontinu. 
d. Pengenalan penekanan pembelajaran pada struktur.
e.Programnya dapat melayani kelompok anak-anak yang kemampuannya heterogen.
f.Menggunakan bahasa yang lebih tepat.
g.Pusat pengajaran pada murid tidak pada guru.
h.Metode pembelajaran menggunakan metode menemukan, memecahkan masalah, dan teknik diskusi.
i.Pengajaran matematika lebih hidup dan menarik.
3.       Kurikulum Matematika 1984
Pembelajaran matematika pada era 1980-an merupakan gerakan revolusi matematika kedua. Revolusi ini diawali oleh kekhawatiran negara maju yang akan disusul oleh negara-negara terbelakang saat itu, seperti Jerman Barat, Jepang, Korea, dan Taiwan. Pengajaran matematika ditandai oleh beberapa hal yaitu adanya kemajuan teknologi seperti kalkulator dan komputer.
Hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia. Tahun 1984 pemerintah menerbitkan kurikulum baru, yaitu kurikulum tahun 1984. Alasan dalam menerapkan kurikulum baru tersebut antara lain, adanya syarat materi, perbedaan kemajuan pendidikan antara daerah dari segi teknologi, adanya perbedaan kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan pelaksana sekolah serta kebutuhan lapangan dipihak lain, belum sesuainya materi kurikulum dengan tarap kemampuan anak didik, dan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menjadi karakter yang begitu melekat erat dalam kurikulum tersebut. Langkah-langkah agar pelaksanaan kurikulum berhasil adalah melakukan hal-hal sebagai berikut :
a.Guru harus meningkatkan profesionalisme.
b.Dalam buku paket harus dimasukkan kegiatan yang menggunakan kalkulator dan komputer.
c.Sinkronisasi dan kesinambungan pembelajaran dari sekolah dasar dan sekolah lanjut.
d.Pengevaluasian hasil pembelajaran.
e.Prinsip CBSA terus digunakan.
4.       Kurikulum Tahun 1994
Kurikulum tahun 1994 lahir atas dasar kondisi lulusan yang kurang siap dalam kancah kehidupan. Para lulusan kurang mampu dalam menyelesaikan masalah-masalah kehidupan dan lain sebagainya. Dalam kurikulum 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas, struktur materi sudah disesuaikan dengan psikoligis perkembangan anak, materi keahlian seperti komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi.
5.       Kurikulum Tahun 2004
Tahun 2004 pemerintah menerbitkan kurikulum baru dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi. Secara khusus model pembelajaran matematika dalam kurikulum tersebut mempunyai tujuan antar lain : 
a. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan
b.Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan
c.Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah

6.       Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban mangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas : standar isi (SI), standar proses, standar kompetensi lulusan (SKL), standar tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelola, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam pengembangan KTSP (BSNP, 2006:1).
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi (BSNP, 2006:5-7), yaitu :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik, dan lingkungannya. 
b. Beragam dan terpadu.
c.Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d.Relevan dengan kebutuhan kehidup.
e.Menyeluruh dan berkesinambungan.
f.Belajar sepanjang hayat. 
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.


Sumber : http://ondisaondi.files.wordpress.com/2011/11/analisis-kurikulum-matemaitka-sekolah1.pdf